Ia
tumbuh di desa kecil itu. Cahaya mentari, dinginnya embun, suara siulan burung
dan senja telah menjadi teman setianya. Ia sangat mencintai karya-karya indah
Sang Kuasa. Ia sosok yang begitu sederhana. Hidup penuh keterbatasan tak lantas
membuatnya enggan membantu sesamanya.
Dia lah sang pemimpi. Memiliki berjuta-juta
impian dalam benaknya dan selalu bertekad mewujudkannya. Ia tak pernah berkecil
hati dengan apa yang tak dimilikinya. Ia selalu berpendapat “Kesempurnaan hanyalah milik Yang Kuasa”.
Rasa syukur tak pernah berhenti
terucap dari bibirnya setiap kali matanya terbuka menyambut pagi. Ia bersyukur
untuk hidup yang diberi olehNya walaupun kebanyakan orang menganggapnya “Tak Beruntung”
Sejak
kecil ia berjuang sendiri, mencari nafkah untuk sesuap nasi. Ibunya meninggal
dunia ketika melahirkannya, dan ayahnya pergi merantau ke negeri seberang
meninggalkannya bersama kakak perempuannya yang ditakdirkan tidak bisa melihat
keindahan dunia. Walaupun begitu ia tak pernah membenci sang ayah, ataupun
membenci takdirnya.
Ia bahagia, bahagia dengan apa yang
dimilikinya. Ia begitu mencintai kakaknya dan berjanji akan selalu menjaganya. Terik
mentari bukan penghalang baginya, dinginnya udara tak menjadi tantangan buatnya,
sebisa mungkin ia berjuang menghidupi keluarga kecilnya.
Kini, ia mendedikasikan hidupnya
untuk sang kakak, keluarga satu-satunya yang ia miliki. Ia tak pernah mengeluh
jika tak mendapat jatah makan, baginya jika sang kakak kenyang ia pun juga ikut
kenyang.
Sampai pada suatu hari, Tuhan memberi cobaan (lagi) padannya, ia harus bisa menerima kenyataan bahwa sang kakak
menderita penyakit yang mematikan. Perih. Tak pernah terbayangkan olehnya akan
kehilangan anggota keluarga satu-satunya.
Dengan penuh ikhlas ia merawat sang
kakak di rumah sendiri karena tak punya cukup biaya untuk berobat ke rumah
sakit. Terkadang, benteng pertahanannya runtuh, air mata membasahi pipinya
takkala melihat sang kakak begitu menderita.
Hari-hari berlalu, Tuhan telah
menyuruh MalaikatNya untuk menjemput sang kakak, menyuruhnya pulang kembali ke
pelukanNya. Ia ikhlas dengan kepergian sang kakak walau pada kenyataannya
hatinya seperti tercabik belati.
Tak ingin berlarut-larut, ia
berusaha menjalani hidup seperti biasanya, mencari nafkah untuk sesuap nasi. Ia
tak pernah menyerah. Di balik itu semua, ia adalah pribadi yang dicintai. Bukan
karena kekayaan harta (karena memang ia tak memiliki harta) tapi karena
kekayaan hatinya.
Walaupun orang menganggapnya kurang
beruntung, ia tak pernah ambil pusing. Ia percaya dengan rencana-rencana indah
Sang Kuasa yang telah disiapkan untuknya.
Karena ketekunan dan keikhlasannya
menjalani hidup Tuhan benar-benar memperlihatkan keajaibanNya, rencana
indahNya. Ia diangkat di keluarga kaya dermawan. Beruntung sekali keluarga itu
menyambutnya dengan baik.
Ia disekolahkan, dibimbing menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Semakin hari, ia semakin memperlihatkan
kemajuannya. Ia selalu berhasil menduduki peringkat pertama walau sejak kecil
ia tak pernah dibekali pendidikan.
Berkat kerja kerasnya lah ia bisa
seperti sekarang. Tak ingin menyusahkan keluarga barunya, ia terus belajar dan
belajar. Hari penentuan kelulusan tiba, dan Tuhan memperlihatkan keajaibanNya
lagi, ia menjadi lulusan terbaik.
Kini, ia melanjutkan studinya di
Universitas idamannya berkat beasiswa yang ia peroleh. Mengambil jurusan sesuai
bakat dan mimpinya sejak dulu. Ia sangat suka menulis. Menuangkan perasaan di
atas kertas membuatnya bahagia, yang terkadang membuat orang lain tak mengerti
kebahagiannya.
Tahun-tahun kuliahnya ia lewati
dengan penuh lika-liku, namun ia telah terbiasa dengan keadaan yang seperti
itu. Hidupnya di masa lalu berhasil membuatnya menjadi pribadi yang kuat. Kini,
ia dikenal sebagai penulis dengan karya-karya inspiratifnya.
Nb : Ini cerita fiksi pertama yang berhasil saya tulis, sebelumnya saya hanya
bisa menulis sajak, puisi, ataupun cerita-cerita aneh. Terima kasih untuk
teman-teman yang telah menyempatkan membacanya, semoga bermanfaat dan membuat
kita sadar akan satu hal “Kerterbatasan
bukan pengahalang yang berarti”. Pelajaran lain yang bisa kita petik “Di dunia ini tidak ada yang mustahil, selama
kita ingin berusaha, berdoa, dan bertawakal Tuhan selalu menunjukkan jalan yang
baik. Setiap manusia memiliki cerita hidup yang berbeda, tak ada yang tak beruntung,
Tuhan Maha Adil, Tuhan selalu punya rencana yang indah untuk semua umatNya.”